Tulang keras
atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem
rangka. Tulang tersusun atas:
(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa
(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang
(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa
(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang
Tulang
merupakan jaringan ikat yang termineralisasi (mengandung mineral). Sel tulang
disebut osteosit yang dibentuk oleh osteoblast. Antara osteosit yang satu
dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium
fosfat yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras daripada tulang
rawan.
Berat
tubuh mamalia dewasa, 15% berupa tulang. Berat tulang sebagian besar tersusun
atas garam mineral, yaitu 85% kalsium fosfat, 10% kalsium karbonat, 4%
magnesium klorida, dan 1% kalsium fluorida. Oleh karena itu susunan tulang
menjadi keras dan kaku.
Endapan
garam mineral menyusun dan melingkari bagian pusat tulang sehingga membentuk
pita melingkar disebut lamela. Pada batas lamela terdapat lakuna yang di
dalamnya terdapat osteosit (sel tulang). Setiap tulang dibungkus oleh
periosteum, yaitu jaringan ikat fibrosa yang berbentuk lembaran pipih dan liat.
Lapisan dalam dilapisi oleh endosteum.
- Tulang
kompak terdiri dari sistem-sistem Havers.
- Setiap
sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran)
- Saluran
Havers yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam
saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf.
- Disekeliling
sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis.
Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur.
- Pada lamela
terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna.
- Di dalam
lacuna terdapat osteosit.
- Dari lacuna
keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi
yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers.
- Canaliculi
penting dalam nutrisi osteosit.
- Di antara
sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak
berkaitan dengan sistem Havers.
- Pembuluh
darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan
berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers.
- Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem Havers
Osifikasi atau yang
disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7
minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim
memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh
darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan
membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi
segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah
menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel
perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu
lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan
dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian
pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur
didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan
dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi
(kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler
(termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini,
sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah
akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder,
terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan
dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu
tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang
rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang
rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram
epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter
(lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas
sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di
periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Sangat lengkap sekali artikelnya, kebetulan artikel ini yang saya cari.. terima kasih.
BalasHapusterima kasih atas informasi nya . . .
BalasHapus